Senin, 07 Agustus 2023

Filsafat Sinisme


 Foto by Feelsafat.com

Pengertian Sinisme

Sinisme adalah aliran pemikiran filsafat Yunani kuno seperti yang dilakukan oleh kaum Sinis. Bagi kaum Sinis , tujuan hidup adalah hidup dalam kebajikan, sesuai dengan alam. Sebagai makhluk yang berakal, orang dapat memperoleh kebahagiaan dengan pelatihan yang keras dan dengan hidup dengan cara yang wajar bagi diri mereka sendiri, menolak semua keinginan konvensional akan kekayaan, kekuasaan, seks, dan ketenaran. Sebaliknya, mereka harus menjalani hidup sederhana yang bebas dari segala kepemilikan. 

Minggu, 06 Agustus 2023

Filsafat Absurdisme

 

           Foto diambil dari Wikipedia    

Absurdisme adalah aliran filsafat yang menyoroti ketidakmampuan manusia untuk menemukan makna objektif dalam kehidupan dan keberadaannya. Aliran ini menekankan paradoks kehidupan, di mana manusia terus mencari makna dalam dunia yang secara inheren absurd dan tanpa arti. Salah satu tokoh yang sangat terkait dengan absurdisme adalah Albert Camus, seorang filsuf dan penulis Prancis yang memainkan peran penting dalam pemikiran eksistensialis abad ke-20. Pemikirannya telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam sastra, filsafat, dan pemikiran manusia secara keseluruhan. 

Kamis, 03 Agustus 2023

Filosofi Wasi Sabi (Menghargai Kehidupan)

          

         Wabi Sabi dipopulerkan oleh masyarakat Jepang untuk menerima kehidupan yang tidak sempurna. 

Wabi Sabi adalah sebuah filosofi agama Buddha mengenai kefanaan, penderitaan, dan kekosongan.

Filosofi Jepang kuno ini cocok bagi kamu yang merasa tidak pernah puas dan berakhir kurang bahagia

Self Development

 


Bagaimana cara membangun self development yang baik? Simak ulasannya! 

Bagi Anda yang tidak ingin stuck disitu-situ saja, maka melakukan self development adalah suatu hal wajib bagi Anda. Self development dapat meningkatkan skill serta kualitas diri untuk menjadi pribadi lebih baik.

Self development tidak hanya dilakukan untuk kepentingan pekerjaan saja, tetapi juga dalam berbagai hal, seperti sikap dan emosional. Oleh sebab itu, penting bagi Anda melakukan introspeksi diiringi dengan pengembangan diri. Bagaimana caranya? Check it out!

Rabu, 02 Agustus 2023

Personal Branding

 


Apa Itu Personal Branding?

Pengertian personal branding adalah strategi untuk membentuk citra diri sendiri sehingga masyarakat atau orang lain dapat menilainya dari prestasi dan pencapaian yang dimiliki. Bisa dibilang ini merupakan kesempatan Anda menampilkan keunikan serta ciri khas diri Anda. 

Farco Siswiyanto Raharjo dalam buku The Master Book of Personal Branding menyatakan bahwa arti personal branding adalah cara seseorang mengambil kendali penilaian orang lain atas diri individu tersebut. 

Selasa, 01 Agustus 2023

Basic Manners


Pengertian Basic Manners

            Belakangan ini penggunaaan kata-kata dalam ucapan dan keterangan semakin luas dan banyak menggunakan kata-kata yang jarang digunakan. Hal ini terkadang membuat kita tidak mengerti maksud dari kata-kata tersebut, seperti halnya penggunaan kata manners. Penggunaan kata-kata tersebut bisa saja kalian lihat di dunia nyata maupun di dunia maya seperti di sosial media Instagram, Facebook, Twitter atau di aplikasi berbasis chat seperti Line, WhatsApp, dan lain sebagainya.

Filosofi " I Have No Enemies "

 


"I Have no Enemies" dari serial anime Vinland Saga telah memberikan dampak yang signifikan pada budaya populer dan media sosial. Meme ini berasal dari sebuah adegan yang kuat di mana karakter Thorfinn menyadari kesia-siaan balas dendam dan pentingnya pengampunan. Meme ini telah menjadi simbol pengampunan, kedamaian batin, dan melepaskan dendam. Meme ini membawa pesan universal untuk mencari kedamaian dan telah beresonansi dengan orang-orang di seluruh dunia. 

Senin, 31 Juli 2023

Filosofi Kaizen

 


Pengertian Kaizen 

  Dikutip dari Kaizen, Kaizen (改善) adalah istilah Jepang yang berarti “perubahan untuk menjadi lebih baik”. Kaizen juga dapat diartikan sebagai “perbaikan”, “perbaikan yang berkesinambungan”, dan sebagainya

Filosofi Kaizen banyak diadaptasi oleh organisasi dan korporasi Jepang sebagai strategi bisnis yang bertujuan untuk membangun lingkungan yang terus menerus menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Filosofi Oubaitori

 


"Satu-satunya penghancur kebahagiaan adalah dengan membandingkan." 

Apakah kutipan ini tidak asing di telinga Anda? Begitu banyak orang yang membandingkan diri mereka dengan orang lain. Hal ini tentu memiliki dampak yang buruk karena selain membuat seseorang tidak bersyukur. 

Selain itu, ha membandingkan diri juga berpotensi untuk merasa rendah diri, melupakan progresnya sendiri dan lebih berfokus pada progres orang lain.

Filosofi Ikigai


 Ikigai ( Alasan Untuk Hidup) 

Ikigai merupakan sebuah filosofi hidup orang Jepang untuk mencari makna atau tujuan hidup. Istilah ini berasal dari dua kata “iki” dan “kai” yang memiliki arti “alasan untuk hidup”, “makna kehidupan”, atau “apa yang membuat hidup ini berarti”. 

Ikigai juga kerap digunakan oleh orang Jepang sebagai kata sifat. Jika orang Jepang bilang “merasa ikigai”, itu artinya mereka merasa telah menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya, atau mencapai tujuan hidup mereka. Bagi orang Jepang, prinsip ikigai penting untuk diterapkan supaya kamu memiliki hidup yang bahagia dan berarti. 

Filosofi ikigai sudah ada dalam budaya Jepang sejak dahulu kala. Namun, ikigai mulai populer ketika psikiater Kamiya Mieko menerbitkan buku “On the Meaning of Life” (1966). Sejumlah penulis lain pun mulai mengikuti jejak Kamiya Mieko dengan menerbitkan buku tentang ikigai. Contohnya, ”Ikigai: The Japanese Secret to A Long and Happy Life” (2016) karya Héctor García dan Francesc Miralles, “The Little Book of Ikigai” (2017) karya Ken Mogi, dan “How to Ikigai” (2019) karya Tim Tamashiro. 

Seseorang yang hidup dengan prinsip ikigai diketahui memiliki risiko mengalami gangguan depresi atau kecemasan yang sangat rendah. Sebab, ikigai dapat meningkatkan kepuasan hidup, semangat untuk menjalani rutinitas, serta partisipasi dalam kegiatan sosial.

The Books Of Five Rings


Buku Lima Cincin Yang Ditulis oleh Miyamoto Musashi merupakan seorang samurai tersohor dan diyakini sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah Jepang. Miyamoto Musashi mendirikan sekolah pedang Hyoho Niten Ichi-ryu dengan aliran dua pedang Nito Ryu. 

Pada penghujung usianya, saat dianggap telah mendapat pencerahan Miyamoto Musashi menulis buku tentang strategi perang dan filosofi pedang yakni Go Rin No Sho, Buku Lima Cincin (The Book of Five Rings) yang terdiri dari lima volume yakni Buku Tanah, Air, Api, Angin, dan Hampa. Saat ini Buku Lima Cincin tersebut tidak hanya dipelajari dalam strategi perang, namun juga dalam dunia bisnis

Senin, 24 Juli 2023

Filosofi Nihilisme

“Untuk apa kita hidup? Untuk apa kita bekerja saat ini? Untuk apa semua pencapaian dan prestasi kita saat ini jika nanti kita juga akan mati?”, Pasti Dari Kita Selalu Menanyakan Persoalan Tersebut Dan Apakah Jawabannya? 

Nihilisme (dari bahasa Latin nihil, berarti "tidak ada") adalah pandangan filosofi, aliran, atau mazhab dalam filsafat, yang menolak aspek umum dan fundamental dari eksistensi manusia,[1][2] seperti kebenaran objektif, pengetahuan, moralitas, nilai, atau makna kehidupan.[3][4] Para nihilis memiliki pemahaman yang berbeda dalam mengungkapkan pandangan mereka, tetapi pada intinya tetap serupa, yaitu bahwa nilai-nilai manusia tidak berdasar, bahwa hidup tidak bermakna, bahwa pengetahuan adalah kemustahilan. Mereka juga percaya bahwa beberapa entitas tidak ada, tidak berarti, atau tidak ada gunanya

Nihilisme dalam filsafat adalah pandangan filosofis yang menyatakan bahwa kehidupan, tindakan, dan nilai-nilai tidak memiliki arti atau kebenaran objektif. Nihilisme berasal dari bahasa Latin, nihil, yang berarti "tidak ada". Ide nihilisme memiliki beberapa varian, termasuk eksistensialisme nihilis, moral nihilis, dan epistemologis nihilis.Eksistensialisme nihilis menyatakan bahwa hidup tidak memiliki tujuan atau makna yang objektif, dan manusia harus menciptakan makna dalam hidup mereka sendiri. Moral nihilis menyatakan bahwa nilai-nilai moral tidak memiliki dasar kebenaran objektif, dan manusia harus membuat keputusan moral berdasarkan pada preferensi pribadi mereka sendiri.

Epistemologis nihilis menyatakan bahwa tidak ada pengetahuan objektif dan bahwa setiap pemahaman tentang dunia dan realitas hanya merupakan representasi subjektif dari individu.Nihilisme memiliki beberapa implikasi penting bagi filsafat dan kehidupan. Banyak filsuf nihilis menyatakan bahwa manusia harus membuat pilihan yang memiliki dampak besar bagi hidup mereka dan dunia mereka, meskipun pilihan-pilihan tersebut tidak memiliki makna objektif. Beberapa filsuf nihilis juga mengkritik pandangan-pandangan tradisional tentang kebenaran, moral, dan pengetahuan, dan mempertanyakan apakah nilai-nilai tersebut memiliki makna dalam dunia yang tidak memiliki makna objektif.

Nihilisme memiliki beberapa kritik yang berasal dari filsuf-filsuf yang menyukai pandangan-pandangan yang lebih optimis tentang kehidupan, nilai-nilai, dan kebenaran. Banyak filsuf menyatakan bahwa nihilisme menyebabkan keputusasaan dan kebingungan, dan membuat manusia tidak memiliki acuan yang jelas dalam hidup mereka.Secara keseluruhan, nihilisme merupakan pandangan filosofis yang memiliki beberapa implikasi penting bagi filsafat dan kehidupan. 

Meskipun memiliki beberapa kritik, pandangan ini membantu memperluas pemahaman kita tentang dunia dan realitas, dan membantu kita mempertanyakan keyakinan dan nilai-nilai yang mungkin kita anggap sebagaihal yang terkenal.

Nihilisme adalah pandangan filsafat yang menolak bahwa ada nilai atau kebenaran objektif yang dapat ditemukan dalam dunia atau dalam hidup manusia. Nihilisme sering diidentikan dengan negasi atau penolakan terhadap kepercayaan, nilai, atau keyakinan manusia, dan sering dikaitkan dengan keputusasaan dan kehampaan.Nihilisme memiliki sejarah yang panjang dalam filsafat, dan memiliki beberapa aliran yang berbeda. 

Salah satu aliran nihilisme yang paling terkenal adalah nihilisme eksistensial, yang menganggap bahwa hidup tidak memiliki makna atau tujuan. Ini sering diterjemahkan sebagai rasa tidak berartinya hidup atau kehampaan dalam hidup.Nihilisme eksistensial sering ditemukan dalam filsafat dan literatur modern, dan sering diperdebatkan oleh filsuf seperti Friedrich Nietzsche, Jean-Paul Sartre, dan Martin Heidegger. Mereka berpendapat bahwa pemikiran tradisional tentang nilai dan kebenaran tidak memiliki dasar yang memadai dalam dunia yang sesungguhnya.

Aliran lain dari nihilisme adalah nihilisme moral, yang menolak bahwa ada standar moral yang universal dan tidak dapat diterima. Ini membuat nihilisme moral menjadi pandangan yang sangat kontroversial, karena menolak adanya nilai moral dan bertentangan dengan pandangan banyak orang tentang moral dan etika.Nihilisme juga memiliki implikasi yang kuat dalam dunia politik dan sosial. Banyak orang berpendapat bahwa pandangan nihilis membuat seseorang lebih mungkin untuk mempertanyakan dan menolak sistem sosial dan politik yang ada, dan membuat mereka lebih mungkin untuk memilih jalan hidup yang independen.Namun, meskipun nihilisme memiliki beberapa implikasi negatif, juga memiliki potensi positif. Banyak orang berpendapat bahwa nihilisme membantu mereka menjadi lebih kritis dan objektif tentang dunia dan hidup mereka, dan membantu mereka memahami apa yg sebenarnya penting bagi mereka dalam hidup.

Sederhananya Jika Ada Seorang Guru Anda Menanyakan Hal Tersebut Seperti Percakapan Di bawah Ini

Guru : Apa yg Anda Lakukan Setelah Sekolah? 
Siswa : Bekerja Dan Sukses Pak
Guru : Apa Yg Anda Lakukan Setelahnya? 
Siswa : Menikah,Punya Anak Dan Menikmati Masa Pensiun / Hari Tua
Guru : Lalu Apa? 

Bagaimana? Karna Kita Hidup Dunia Ini Untuk apa? Dan Kita Hidup Lalu Mati Semua Harta Benda Ataupun Material Semuanya Tidak Ada Artinya Yang Dapat Disebut Dengan Nihil.Oke Sekian Terimakasih Telah Mengunjungi Blog Ini :) 


Filosofi Dokkodo

 


Filosofi Dokkodo mengajarkan kita tentang kesadaran dalam menjalani hidup.


Filosofi Dokko di perkenalkan oleh Miyamoto Musashi yang memiliki nama lengkap Shinmen Musashi No Kami Fujiwara No Genshin.


Ia adalah samurai nomor satu di Jepang yang memenangkan duel pertamanya di usia 13 tahun dan tercatat telah memenangkan 61 kali pertempuran semasa hidupnya.


Dan ia di perkirakan meninggal pada tahun 1645. Tapi, kepergiannya meninggalkan beberapa catatan yang di buat berdasarkan cerita hidupnya yang sekarang berada di Museum Seni Prefektur di Kumamoto.

Berbagai musuh terkenal pernah dikalahkannya, antara lain samurai-samurai keluarga Yoshioka di Kyoto, jagoan ilmu tongkat kondang Muso Gonosuke di Edo, bangsawan Matsudaira di Izumo, dan Sasaki Kojiro di Bunzen.


Kemenangan demi kemenangan yang dicapai oleh Miyamoto Tidak lepas dari kekuatan dari kesadaran, fokus dan konsentrasi Musashi yang terus dan selalu diasah sepanjang hidupnya.


Miyamoto Musashi melalui karya tulisnya Dokkodo mengajarkan bagaimana cara pandang dia akan kehidupan ini serta bagaimana menjalani hidup tak terkalahkan seperti hal nya yang dia alami dari pengalaman hidupnya.


Ada 21 ajaran Miyamoto Musashi didalam Dokkodo yang bisa kita adopsi dan aplikasikan dalam hidup ini agar kita juga bisa memenangkan "pertempuran" dalam kehidupan kita.


Berikut 21 ajaran dalam Dokkodo :


1. Terima segala hal sebagaimana adanya.

2. Jangan cari kesenangan demi kepentingan sendiri.

3. Jangan tergantung pada emosi sesaat dalam menghadapi situasi apapun.

4. Pikirkan diri anda secukupnya tapi mendalam terhadap dunia.

5. Jangan terikat hawa nafsu.

6. Jangan menyesali apa yang sudah dilakukan.

7. Jangan cemburu.

8. Jangan bersedih karena perpisahan.

9. Kekesalan dan keluh kesah tidaklah pantas untuk dirimu dan orang lain.

10. Jangan hanyut oleh nafsu asmara

11. Dalam segala hal jangan terikat pada pilihan tertentu.

12. Jangan persoalkan dimana kamu tinggal.

13. Jangan mengejar makanan makanan yang lezat.

14. Jangan terikat harta yang tidak kita butuhkan.

15. Percaya dirimu dan jangan bertindak mengikuti tahayul

16. Jangan mengumpulkan senjata atau berlatih dengan senjata di luar yang dibutuhkan.

17. Jangan takut mati.

18. Jangan tergiur untuk menguasai barang atau tanah di usia tua Anda.

19. Hormati Buddha dan para dewa tanpa berharap bantuan mereka.

20. Anda bisa korbankan diri sendiri tetapi harus menjaga kehormatan Anda.

21. Jangan menyimpang dari strategi.


Demikian ajaran Dokkodo Miyamoto Musashi, sehingga dapat menggunakannya untuk memenangkan setiap "peperangan" dalam hidup.

Filosofi Eksistensialisme


Eksistensialisme merupakan gerakan filosofis yang menganut paham bahwa tiap orang harus menciptakan makna di alam semesta yang tak jelas, kacau, dan tampak hampa ini. Eksistensialisme berasal dari kata "eksistensi" dengan akar kata eks "keluar" dansistensi "berdiri", menempatkan (diturunkan dari kata kerja sisto). Oleh karena itu, kata "eksistensi" diartikan: manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia sadar bahwa dirinya ada. Yang dianggap sebagai pelopor atau bapak eksistensialisme adalah Soren Aabye Kierkegaard (1813—1855). Namun juga tidak dapat diingkari adanya pengaruh filsafat lain terhadap eksistensialisme, yaitu fenomenologi dari Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844—1900), Edmund Husserl (1859—1941), Nicolas Alexandrovitch Berdyaev (1874—1948), Karl Jaspers (1883—1969), Jean-Paul Sartre (1905--1980), dan metafisika modern

Pokok-pokok filsafat eksistensialisme adalah 

1.menganggap bahwa hanya manusialah yang bereksistensi. Eksistensi merupakan cara khas manusia mengada. Perhatian utama diarahkan pada manusia dan oleh karena itu, filsafat ini bersifat humanistis,

2.bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Pengertian bereksistensi berarti bahwa manusia menciptakan dirinya secara aktif, berbuat, menjadi dan merencanakan

3.manusia ditinjau sebagai "sesuatu" yang terbuka dan manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus dibentuk, dan

4.filsafat ini memberi tekanan pada pengalaman yang konkret yang berbeda-beda. Martin Heidegger (1889—1976) memberi tekanan pada kematian, yang menyuramkan segala sesuatu. Dikatakan oleh Heidgger bahwa di dalam kesibukan dan kecintaan untuk memelihara manusia merasa cemas akan ketiadaan karena ketiadaan ini mengancam ada. Kematian ini adalah akhir yang selalu hadir, maka eksistensi manusia adalah eksistensi yang menuju ke kematian. Gabriel Marcel (1889 –1973) memberi tekanan pada pengalaman keagamaan dan hal yang transendental. Ini ditunjukkan melalui ajarannya mengenai adanya "Engkau yang tertinggi", yang tidak dapat dijadikan obyek oleh manusia. Karl Jaspers (1883—1969) memberi tekanan pada pengalaman saling pertentangan dalam eksistensi yang sulit didamaikan. Eksistensi masih mengandung di dalamnya hal-hal yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah. Sifat-sifat hakiki eksistensi ini lebih-lebih dialami dalam situasi perbatasan yang tidak dapat dihindari yaitu kematian, penderitaan, perjuangan dan kesalahan. Jean Paul Sartre (1905—1980) memberi tekanan pada kebebasan manusia. Manusia tidak lain daripada bagaimana ia menjadikan dirinya sendiri. "Man is nothing else but what he makes of himself". Maka manusia itu bebas dalam arti yang sebenarnya, ia menciptakan masa depannya dan karena itu ia bertanggung jawab bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain. Tanggung jawab ini tidak dapat dibebankan kepada orang lain ataupun Tuhan.

Gerakan pemikiran eksistensialisme ini dipandang sebagai reaksi balik terhadap kecenderungan idealisme dan kecenderungan sistem dan penghancuran manusia yang mewarnai Eropa awal abad XX. Dalam karya sastra di Indonesia, Iwan Simatupang dengan novelnya Ziarah yang absurd menampilkan warna eksistensialisme. Masalah ini disajikan dengan cara yang mengagumkan. Pemikiran dan sikap eksistensialisme terungkap juga dalam puisi Chairil Anwar dan dalam beberapa puisi Sitor Situmorang, seperti "Catedral des Chartes". Dick Hartoko pernah mengulas pikiran eksistensialisme Chairil Anwar. Selain itu, Mangunwijaja pernah mengulas karya Kuntowijoyo Khotbah di Atas Bukit dan karya Putu Wijaya Telegram dalam Sastra dan Religiusitas yang menyimpulkan bahwa kedua karya pengarang itu memperlihatkan ciri eksistensialisme dalam sastra. Dick Hartoko dalam Tonggak Perjalanan Budaya mengatakan "… filsafat eksistensialistis tidak merupakan satu aliran filsafat yang bulat, yang tunggal dan monolistis, seperti kita dapat berbicara tentang filsafat Aristoteles, Plato atau Hegel. Di bawah judul eksistensialisme bernaunglah macam-macam aliran dan macam-macam tokoh, yang kadang-kadang saling berlawanan yang sering dalam pergaulan sehari-hari disebut pandangan eksistensialistis adalah filsafat Jean Paul Sartre, salah satu dari filsuf-filsuf eksistensialistis. Bahkan Sartre bukanlah tokoh utama aliran ini, apalagi tokoh yang paling representatif (1986)". Lebih lanjut Dick mengatakan "pada umumnya filsafat dan pandangan eksistensialis di sini baru mulai diketahui di Indonesia sesudah Perang Dunia II, tegasnya sesudah perjuangan kemerdekaan kita selesai, jadi sesudah tahun 1949. Namun, sekalipun pengaruh dari luar tak dapat ditunjukkan, faktumnya ada, bahwa dalam karya Chairil (Chairil Anwar) kita dengar nada-nada yang membuat kita teringat akan pandangan eksistensialis (1986)"





Filosofi Stoicisme




FILOSOFI STOICISME

Apakah kamu sudah bisa menciptakan kebahagiaan untuk dirimu sendiri hari ini? Jika sudah, selamat kamu sudah membuat kemajuan besar dalam hidup. Namun, jika yang belum jangan patah semangat, karena kali ini kita akan mengulas tentang suatu filosofi yang akan menciptakan kebahagiaan pada dirimu sendiri. 


Yaps, yang dimaksud adalah filosofi stoicism, stoik, atau stoikisme yaitu filosofi mengajarkan kepada kita semua untuk menciptakan kebahagiaan kita sendiri. Yaitu kebahagiaan yang berasal dari hal yang bisa kita kendalikan, bukan dari luar kendali kita. 

Mungkin sebagian dari kita selama ini menggantungkan kebahagiaan pada hal yang diluar kendali. Padahal, yang seharusnya dilakukan adalah untuk memperoleh hidup yang bahagia yaitu berfokus kepada hal-hal yang berada dalam kendali kita. 

Filosofi stoicism akan mengajarkan kamu bagaimana caranya untuk mendapatkan kebahagiaan dan menghindari pikiran dari stress dan jenuh. Jadi, untuk penjelasan lebih lanjutnya, yuk simak penjelasannya berikut ini! Supaya kamu bisa menerapkan ke dalam kehidupanmu dan memperoleh kebahagiaan yang sejati.

Pengertian Filosofi Stoicism

Konsep Hidup Filosofi Stoicism

Cara Membentuk Pola Pikir Filosofi Stoicism

Membedakan antara Hal yang Bisa Dikendalikan dan Tidak Bisa Dikendalikan

Mempersiapkan Diri untuk Menghadapi Segala Masalah 

Menyadari Bahwa Kita Hanya Butiran Debu di Alam Semesta ini

Prinsip Filosofi Stoicism

Tidak Semua Hal Bisa Dikendalikan

Penentu Kebahagian Ada Pada Diri Sendiri

Jangan Fokus Kepada Hal yang Tidak Dimiliki

Merubah Hal Negatif Menjadi Hal Positif

Cara Menerapkan Filosofi Stoicism dalam Kehidupan Sehari-hari

1.Mengendalikan Diri Dalam Berfikir

2.Melatih Pikiran

3.Terima Apapun yang Terjadi

Pengertian Filosofi Stoicism

Stoicism, stoic, atau stoisisme, berasa dari bahasa Yunani yaitu stoikos, yang berarti stoa (serambi atau beranda atau teras). Dimana kata tersebut diambil karena pada masa filsuf stoik, zeno kerap mengajarkan filosofi ini dengan duduk bersama di beranda atau teras.


Filosofi yang sudah ditemukan sejak abad ke 3 sebelum masehi ini banyak dianut oleh beberapa filsuf dari Yunani dan Romawi. Mulai dari Epictetus yang merupakan seorang mantan budak, Seneca yang seorang politisi, hingga Marcus Aurelius seorang kaisar Romawi.


Ajaran yang paling mendasar dari filosofi stoicism adalah bahwa semua kejadian yang terjadi dalam hidup manusia bersifat netral. Tidak ada peran baik ataupun yang buruk. Karena yang membuat suatu kejadian itu baik atau buruk adalah interpretasi atau penafsiran kita akan hal tersebut. Terlebih, ketika kita mendapati kejadian yang tidak kita harapkan dalam hidup membuat kita menjadi sangat takut, padahal akibat dari kejadian tersebut tidak sebesar rasa ketakutan kita.


Langkah Awal Perubahan

  Langkah Awal Perubahan: Menuju Kehidupan yang Lebih Bermakna - Pendahuluan - Dalam perjalanan hidup, ada saat-saat ketika kita...